BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Industrialisasi di
Indonesia bukan untuk mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin, melainkan
sebagai lapangan kerja yang banyak menampung tenaga kerja. Karena itu,
keterlibatan manusia dalam industri akan memunculkan lapisan-lapisan sosial
berdasarkan fungsinya. suatu industri satu sama lain
tidak memiliki kedudukan sejajar, tergantung pada besarnya industri, modal,
kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, gaji yang diterima karyawan,
serta daerah pemasaran.
Stratifikasi sosial
akan muncul dalam suatu industri. Begitu pula masyarakat akan menilai
stratifikasi sosial berdasarkan tempat kerja atau pasar kerja. Adanya
perbedaan-perbedaan di setiap industri, baik berdasar-kan lapisan sosial maupun
perbedaan kedudukan industri akan membedakan manusia yang terlibat di dalamnya.
Perubahan status antarlapisan pada masyarakat industri lebih terbuka dan
memungkinkan terjadi bagi semua orang. Perubahan yang terjadi adalah naik ke
status yang lebih tinggi atau turun ke status yang lebih rendah. Dengan
demikian, pemilik status akan menempati posisi tertentu sesuai dengan peran
yang ia jalankan. Akibatnya orang tersebut akan menempati lapisan sosial baru
dan membutuhkan pengakuan dari orang yang lebih dahulu menempati lapisan tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Industri ?
2. Apa
Pengertian Stratifikasi Sosial?
3. Bagaimana
Pengaruh Antara Industri dan Stratifikasi ?
C. Tujuan
1. Untuk
Mengetahui Pengertian Industri.
2. Untuk
Mengetahui Pengertian Stratifikasi Sosial.
3. Untuk
mengetahui Pengaruh Antara Industri dan Stratifikasi
D. Manfaat
1. Teoritis
Menambah
wawasan serta pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang Industri dan
Stratifikasi Sosial.
2. Praktis
Makalah
ini dapat memberikan gambaran dan informasi bagi pembaca, bagaimana Industri
dan Stratifikasi Sosial.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Industri
Pengertian industri menurut Kunarjo (2003:137) adalah “kumpulan/unit produksi yang melakukan
kegiatan yang mengubah bahan dasar/ bahan mentah menjadi barang jadi/setengah
jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi
nilainya”.
Pengertian
industri menurut Soetjipto Wirosardjono(1993:10):
Industri adalah
upaya pengolahan sumber daya alam hayati, sumber daya buatan, dan bahan lainnya
untuk- dengan buatan tegnologi- mengahasilkan berbagai macam hasil yang
mempunyai nilai yang lebih tinggi. Dalam konteks ini industri mempunyai arti
yang luas,yaitu mencakup juga upaya pengolahan bahan non material menjadi bahan
non- meterial lain yang lebih tinggi mutunya minsalnya dalam produksi jasa (Soetjipto
Wirosardjono, 1993:10).
Sedangkan
menurut wekipedia Industri
adalah:
Bidang
yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious)
dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan
distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata
rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang
berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan
yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah,
yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Dari pendapat ahli diatas dapat
kelompok kami simpulkan bahwa industri merupakan proses pengolahan bahan mentah
menjadi bahan setengah jadi yang lebih tinggi nilainya.
B.
Stratifikasi
Sosial
Pengertian stratifikas sosial menurut Pitirim A.
Sorokin (dalam J.Dwi Narwoko & Bagong Suryanto, 2007: 152-153), yang
menyatakan bahwa:
Sistem pelapisan
dalam masyrakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyrakat
yang hidup dengan teratur. Mereka yang memiliki barang atau sesuatu yang
berharga dalam jumlah yang banyak akan menduduki lapisan atas dan sebaliknya
mereka yang memiliki dalam jumlah yang relatif sedikit atau bahkan tidak
memiliki sama sekali akan dipendang mempunyai kedudukan yang rendah.
Lebih
lanjut Sorokin mengemukakan “stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau
masyrakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang
lebih rendah. Selanjutnya disebutkan bahwadasar dan inti dari lapisan-lapisan
dalam masyarakat adalah adanya ketidak seimbangan dalam pembagian hak an
kewajban kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya
diantara anggota-anggota masyarakat (dalam J.Dwi Narwoko & Bagong Suryanto,
2007: 152-153).
Menurut
Talcott Parson (dalam Philipus Dan Nurul Aini, 2011: 78) , menytakan :
Stratifikasi
memiliki peranan penting bagi masyrakat dalam mengatasi keterbatasan mereka.
Karena jika setiap orang diperlukan sama dan memiliki derajat yang sama, peranan pemimpin yang
diperlukan oleh suatu masyrakat untuk mengatasi tantangan dan permasalahan
dalam kehidupan sosial tidak ada lagi. Dengan adanya, stratifikasi merupakan
alat yang diperlukan untuk memusatkan aktivitasnya guna memecahkan masalah dan
mengahdapi tantangan. Semangkin besar kebutuhan mereka akan stratifikasi (dalam
Philipus Dan Nurul Aini, 2011: 78).
Dari
pendapat ahli diatas dapat kelompok kami simpulkan bahwa stratifikasi merupakan
pengelompokan berdasarkan kekayaan, kehormatan kekuasaan dan ilmu pengetahuan.
C.
Pengaruh
Antara Industri dan Stratifikasi Sosial
Menurut
Dahrendorf (dalam S.R. Parker dkk.1997:79) menyatakan :
Penganut
marxisme, percaya bahwa masyarakat industri modern terbagi dalam 2 kelompok
kelas utama, yaitu kelompok orang kaya (kapitalis) dan kelompok orang miskin
(kelas pekerja). Ada juga pendapat lain yang mengemukakan bahwa dalam
masyarakat terdapat stratifikasi sosial yang lain, yaitu suatu pembagian kelas
sosial yang didasarkan atas kelompok penguasa(power grup) dan kelompok yang
dikuasai(non power grup). Istilah “power” disini tidak selalu kita artikan
sebagai suatu kekuatan ekonomi atau suatu kekayaan. Power grup diartikan
sebagai suatu kelompok elite dalam masyarakat yang memiliki suatu kekuatan yang
berada didalam semua lingkungan atau lapisan sosial, dengan kata lain ia bisa
dikatakan sebagai semua bentuk pemerintahan yang ada dalam masyarakat. Kini
timbul perdebatan apakah power grup tersebut yang dikatakan sebagai memiliki
karakteristik non ekonomis(non economic power grup) (dalam S.R. Parker
dkk.1997:79).
Menurut
Field (dalam S.R. Parker dkk.1997:85), “Perbedaan dalam tingkat struktur
jabatan berkaitan dengan perbedaan dalam kondisi kerja yang didapatkan dalam
masing-masing tingkat”.
Menurut
Marx (dalam Philipus & Nuraini. 2011:86) Mengemukakan bahwa “munculnya
stratifikasi sosial dalam masyarakat industri disebabkan oleh faktor
ini(kepemilikan modal. Perbedaan kepemilikan modal ini yang menepatkan
seseorang pada strata borjuis atau proletar”.
Dari pendapat ahli diatas dapat kelompok kami
simpulkan bahwa pengaruh dari industri dan stratifikasi sosial dalam masyarakat
modern memiliki dua bentuk utama yaitu kelas dan status. Kelas umumnya
digunakan untuk menunjukan pembagian di dalam masyarakat yang didasarkan atas
posisi ekonomi dalam masyarakat tanpa memperhatikan apakah mereka menyadari
posisinya itu atau tidak. Status sosial umumnya tidak menggambarkan pembagian posisi
dalam masyarakat tetapi menunjukan tingkat posisi seseorang atau kelompok yang
ditentukan oleh berbagai faktor termasuk di dalam masyarakat itu sendiri
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Industri
Industri pada dasarnya adalah sebuah
mata pencaharian bagi manusia untuk bisa menghasilkan jasa maupun produk
tertentu yang nantinya akan bisa dijual untuk menghasilkan uang yang akan
digunakan untuk mendukung kualitas dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada
konsumen. Pada awalnya industri berasal dari pekerjaan yang sangat sederhana
seperti juru dalam hal tertentu dan juga pertukangan. Akan tetapi dengan
berkembangnya kebutuhan dari pekerjaan tersebut maka industri pun semakin
berkembang untuk bisa memenuhi kebutuhan pekerjaan tersebut dan juga orang yang
membutuhkan pekerjaan atau jasa tersebut.
pengertian industri sangatlah luas,
yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya
produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka
jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada
umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau
daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat
kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri
pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan
pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pasar, modal, atau
jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri
negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus
dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
B. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial atau disebut juga
dengan pelapisan sosial telah dikenal saat manusia menjalankan kehidupan.
Terbentuknya stratifikasi sosial yaitu dari hasil kebiasaan manusia seperti
berkomunikasi, berhubungan atau bersosialisasi satu sama lain secara teratur
maupun tersusun, baik itu secara individual maupun berkelompok.
Stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang
bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang
terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat berpindah dari status satu ke
status yang lainnya berdasarkan usaha-usaha tertentu. Dengan demikian berarti
dalam sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat berhak dan
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk naik status,
atau mungkin juga justru stabil atau turun status sesuai dengan kualitas dan
kuantitas usahanya sendiri.
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian,
kekayaan, kekuasaan, profesi/pekerjaan, dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan
penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menim bulkan
lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan
masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan
atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau
bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan
yang rendah.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau pemimpin
pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang
tidak mempunyai tugas apapun. Karena penghargaan terhadap jasa atau
pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya
pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan
ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika
dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.
C.
Pengaruh
Antara Industri dan Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dalam masyarakat
industri modern, memiliki dua bentuk utama, yaitu: kelas dan status. Ada banyak
literatur yang kontroversial yang membahas masalah yang berhubungan dengan
status dan kelas sosial "Kelas" umumnya digunakan untuk
menunjukkan pembagian di dalam masyarakat yang didasarkan atas posisi ekonomi
dalam masyarakat, tanpa memperhatikan apakah mereka menyadari posisinya itu
atau tidak. "Status sosial" tidak menggambarkan pembagian posisi
dalam masyarakat, tetapi menunjukkan tingkat posisi seseorang atau kelompok
yang ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk diantaranya di dalam masyarakat.
Kaitan antara industri dan stratifikasi berdasarkan
status semakin lama semakin kabur, terutama disebabkan semakin luasnya ruang
lingkup hal-hal yang berkaitan dengan istilah status. Seandainya status diukur
dengan suatu nilai yang spesifik, baik yang berdampak positif, atau negatif,
yaitu suatu nilai kehormatan diri, ia bisa dinyatakan sebagai suatu bentuk
economic power dan non-economic power yang bentuknya bisa berupa kemampuan
membeli berbagai jenis barang konsumtif, tingkat pendidikan, latar belakang
keluarga atau keturunan dan sebagainya. Berkaitan dengan pengaruh industri
terhadap keluarga, pengaruh industri terhadap sistem stratifikasi mungkin bisa
bersifat langsung melalui kekuatan ekonomi serta posisi dan wewenang di dalam
perusahaan, ataupun bisa juga bersifat tidak langsung, yaitu melalui status
dalam perusahaan yang ditransmisikan menjadi status dalam masyarakat, termasuk
melalui rantai antara situasi pasar dan gaya hidup.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Industri
pada dasarnya adalah sebuah mata pencaharian bagi manusia untuk bisa
menghasilkan jasa maupun produk tertentu yang nantinya akan bisa dijual untuk
menghasilkan uang yang akan digunakan untuk mendukung kualitas dari produk atau
jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
2.
Stratifikasi sosial atau disebut juga
dengan pelapisan sosial telah dikenal saat manusia menjalankan kehidupan.
Terbentuknya stratifikasi sosial yaitu dari hasil kebiasaan manusia seperti
berkomunikasi, berhubungan atau bersosialisasi satu sama lain secara teratur
maupun tersusun, baik itu secara individual maupun berkelompok.Stratifikasi
merupakan pengelopokan berdasarkan kekayaan, pendidikan, profesi dan lain
sebagainya.
3. pengaruh
industri terhadap sistem stratifikasi mungkin bisa bersifat langsung melalui
kekuatan ekonomi serta posisi dan wewenang di dalam perusahaan, ataupun bisa
juga bersifat tidak langsung, yaitu melalui status dalam perusahaan yang
ditransmisikan menjadi status dalam masyarakat, termasuk melalui rantai antara
situasi pasar dan gaya hidup.
4.
Pengaruh Stratifikasi social dalam masyarakat industry
sifatnya terbuka, artinya setiap orang bisa mendapatkan status social yang
berada pada lapisan atas, karena pada dasarnya system stratifikasi social ini
merupakan system yang terbuka, bisa saja yang dilapisan atas jatuh kebawah
maupun sebaliknya, bicara pada
masyarakat industry jelaslah bahwa system stratifikasi social inilah yang dapat
membuat masyarakat untuk berada dilapisan atas yaitu dengan usaha di
perindustrian (industry).
B.
Saran
Pada
saat menduduki status social yang berada dikalangan atas maka jangan lupa
berpikir kepada kalangan bawahnya, karena tentu saja hari ini anda yang diatas
namun belum tentu anda besok akan di atas juga. Ketika jadi para pemodal dan
dapat membangun sebuah industry dan perlu dijaga sikapnya didalam perindustrian
tersebut, sehingga sama-sama merasakan kepuasan terhadap tenaga kerja dari
pendiri industri tersebut.
Comments
Post a Comment