Skip to main content

KUISIONER

a.      Pengertian Kuisioner
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau orang tua/ anak yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 2010: 72). Menurut Sugiyono (2011;199) kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang evisien jika peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa diharapkan dari responden. Kuisioner sebagaai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar (Sugiyono, 2011;199).
b.      Kelebihan dan Kekurangan Kuisioner
Kelebihan kuisioner dari wawancara ialah
1.      sifatnya yang praktis,
2.      hemat waktu,
3.      tenaga dan
4.      biaya.
Kelemahannya kuisioner dari wawancara ialah jawaban sering tidak objektif, lebih-lebih bila pertanyaannya kurang tajam yang memungkinkan siswa berpura-pura (Nana Sudjana, 1990;70).
c.       Jenis-jenis Kuisioner
Seperti halnya wawancara, kuisioner pun ada dua macam, yakni kuisioner berstruktur dan kuisioner terbuka (Nana Sudjana, 1990;70).
Menurut Riduwan (2005;71) angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.         Angket terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
2.         Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (v).
Kuesioner atau angket dapat dibedakan atas jenis tergantung dari sudut pandangnya, menurut Suharsimi Arikunto (2006;224) angket dibedakan atas:
Dipandang dari cara menjawab
1.        Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri.
2.        Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Misalnya sudah disediakan kolom (Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju) dan responden tinggal memilih salah satu dari 5 kolom tersebut).
Dipandang dari jawaban yang diberikan
1.        Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya sendiri.
2.        Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. Misalnya seorang atasan yang diminta mengisi kuesioner penilaian bawahannya.
Dipandang dari bentuknya
1.        Kuesioner pilihan ganda sama dengan kuesioner tertutup.
2.        Kuesioner lisan sama dengan kuesioner terbuka.
3.        Check list yaitu sebuah daftar dan responden tinggal membutuhkan tanda check pada kolom yang sesuai. 
4.        Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Menurut Nasution (2004;129) berpendapat bahwa angket dapat dibagi menurut sifat jawaban yang diinginkan yaitu :
1.        Angket Tertutup
Angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden mencek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya.
2.        Angket Terbuka
Angket ini memberi kesempatan penuh memberi jawaban menurut apa yang dirasa perlu oleh responden. Peneliti hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan masalah penelitian dan meminta responden menguraikan pendapat atau pendiriannya dengan panjang lebar bila diinginkan.
3.        Kombinasi Angket Terbuka dan Angket Tertutup
Di samping angket yang tertutup yang mempunyai sejumlah jawaban ditambah alternatif terbuka yang memberi kesempatan kepada responden memberi jawaban di samping atau di luar jawaban yang tersedia.
Cara menyampaikan kuisioner ada yang langsung dibagikan kepada siswa, yang setelah diisi lalu dikumpulkan lagi. Ada juga yang dikirim melalui pos. Cara kedua belum menjamin terkumpulnya kembali sesuai dengan jumlah yang dibagikan. Oleh karena itu, sebauknya pengiriman kuisioner lebih dari yang diperlukan (Nana Sudjana, 1990;71).
Alternatif jawaban yang ada dalam kuisioner bisa juga ditranformasikan dalam bentuk simbol kuantitatif agar menghasilakan data interval. Caranya ialah dengan jalan memberi skor terhadap setiap jawaban berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya ditanyakan tingkat pendidikan responden. Makintinggi jenjang pendidikan yang dimilikinya, makin besar skor yang diberikan. Bila dinyatakan dukungan terhadap KB (Keluarga Berencana), jawaban yang lebih menunjang diberikan skor tinggi, sebaliknya yang lebih menunjang keluarga besar diberi skor rendah (Nana Sudjana, 1990;71).
d.      Cara menyusun Kuisioner
Cara menyusun kuisioner seperti pada tes prestasi belajar, sehingga berlaku langkah-langkah yang telah dijelaskan dimuka, yakni dimulai dengan analisis variabel, membuat kisi-kisi, dan menyusun pertanyaan. Menurut Nana Sujana (1990;71-72) petunjuk yang lebih teknis dalam membuat kuisioner adalah sebagai berikut:
a)        Mulai dengan pengantar yang isinya permohonan mengisi kuisioner sambil dijelaskan maksud dan tujuannya.
b)        Jelaskan petunjuk atau cara mengisi supaya tidak salah. Kalau perlu, diberikan contoh.
c)        Mulai dengan pertanyaan untuk mengungkapkan identitas responden. Dalam identitas ini sebaiknya tidak diminta mengisi nama. Identitas cukup mengungkapkan jenis kelaminn, usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, dan lain-lain yang ada kaitannya dengan tujuan kuisioner.
d)       Isi pertanyaan sebaiknya dibuat beberapa kategori atau bagian sesuai dengan variabel yang diungkapkan sehingga mudah mengolahnya.
e)        Rumusan pertanyaan dibuat singkat, tetapi jelas sehingga tidak membingungkan dan salah mengakibatkan penafsiran.
f)         Hubungan antara pertanyaan yang satu dengan yang lain harus dijaga sehingga tampak ogikanya dalam satu rangkaian yang sistematis. Hindari penggolongan pertanyaan terhadap indikator atau persoalan yang sama.
g)        Usahakan kemungkinan agar jawaban, kalimat, atau rumusannya tidak lebih panjang daripada pertanyaan.
h)        Kuisioner yang terlalu banyak atau terlalu panjang akan melelahkan dan membosankan responden sehingga pengisiannya tidak objektif lagi.
i)           Ada baiknya kuisioner diakhiri dengan tanda tangan si pengisi untuk menjamin keabsahan jawaban.
e.       Tujuan Kuisioner
Tujuan penggunaan kuisioner dalam pembelajaran adalah (a) untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya, (b) untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya, (c) untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar-mengajar (Nana Sudjana, 1990;72).
Kuisioner untuk tujuan yang pertama (latar belakang siswa) dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan terbuka ataupun yang terstruktur yang mengungkapkan antara lain ;
a)        Identitas siswa seperti jenis kelamin, usia, agama, keadaan fisik, hobi atau kegemaran, dan mata pelajaran yang disenangi.
b)        Latar belakang keluarganya seperti pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, anak keberapa, besar kecilnya keluarga, status anaak (kandung, tiri, angkat), dan fasilitass belajar dirumah.
c)        Latar belakang lingkungan siswa seperti alaamat tempat tinggal, status perumahan (komplek atau perumahan biasa), suasana religius, aktivitas dan organisasi kemasyarakatan, pemanfaatan wwaktu senggang, dan kelompok bermain.
Kuisioner untuk tujuan kedua, yakni hasil dan proses belajar, mengungkapkan beberapa aspek seperti hasil belajar yang dicapainya, kesulitan belajar, cara belajar, fasilitas belajar, bimbingan yang diperlukan, motivasi dan minat belajar, sikap terhadap belajar, sikap terhadap mata pelajaran, pandangan siswa terhadap proses mengajar, dan sikap terhadap guru (Nana Sudjana, 1990;72).
Kuisioner tujuan ketiga, yakni untuk keperluan kurukulum dan program pengajaran, mengungkapkan aspek yang berkenaan dengan luas bahasan, relevansi dan kegunaan bahan pelajaran, cara menyajikan bahan, tingkat kesulitan bahan, cara guru mengajar, kesinambungan bahan pelajaran, sistem penilaian atau ujian, buku pelajaran, alat peraga, laboratorium atau praktikum, kegiatan ekstrakulikuler, lama belajar, dan kegiatan siswa (Nana Sudjana, 1990;72).

Kuisioner yang hanya menuntut jawaban “ya” atau “tidak” disebut inventori. Kuisioner seperti ini kurang dapat mengungkapkan pendapat siswa secara menyeluruh, terbuka, dan jawaban-jawaban yang bermakna. Namun, keuntungannya ialah sederhana dan mudah diolah dan ditafsirkan (Nana Sudjana, 1990;72).

Comments